Cari Blog Ini

Jumat, 26 Agustus 2011

M A A F


In my heart,  July, 20th 2011…

Maafkan aku yang belum mampu beranjak dari rasa ini…
Berulang kali telah ku coba melawan hati,,,
Namun lekas ku terlempar kembali pada penantian tanpa tepi

Sering juga ku renungi,
Semua yang terjadi ini sudah pasti garisan Sang Illahi…
Ia lah Yang Maha Membolak-balikkan hati…
Dan hatiku masih begini pun, sudah menjadi kehendaknya..
Walaupun sebenarnya mudah saja bagi-Nya tuk musnahkan rasa ini dari hatiku,
Namun nyatanya hingga kini rasaku tak kunjung pergi…

Maafkan aku yang kini mulai resah
Gundahku mengalir di sepanjang penantianku
Akankah ku gapai asa yang telah ku asah?

Duhai hati yang di sana,
Mengapa tak jua terbuka katupnya
Membuncah bimbang dalam dada…
Ingin ku ubah asa-ku menjadi pasrah,
Namun tetap ku tak pernah bisa….
Sedangkan mengakhiri penantian pun usahaku sia-sia….

Haruskah ku letakkan harapanku pada nisannya,
Agar tak kau lihat lagi ia menyala di mataku?

Ceritera Malam


Malam ini,
Hujan turun,
Memupuk rinduku….
Namun kabut senantiasa menghalangi sang cahaya,
Hingga  belum jua dapat ku tatap wajahmu….
Tak nampak pula seberapa jauh rentang  jarak hatimu dan hatiku….

Sering kali air mata ini tak betah,
Hendak menitik, namun tak ku izini…
Pilu rasa hatiku kala bercermin: belum lah pantas daku menduduki tahta pendamping di  hatimu,
Ia terlalu gemilau bagiku, namun ku ingini….

Sulit ku untuk pertahankan asa
pada suatu hal yang ku yakini, namun belum boleh dipercaya
Kini hati ku rasa gamang, getir
Akan adakah harmonisasi antara nyata dan harapku?

Malam ini,
Daku tahu siapa dia sang pengisi hatimu di masa lalu
Daku tahu betapa elok parasnya, sang bidadari masa lalu mu…
Dan itu, lagi-lagi merogoh hatiku hingga palung terdalam, menguras kepercayaan diriku,
Lalu tergantikan  rasa cemburu!

Ya Allah…
Apakah ini ujian untuk keteguhan  hatiku?
Atau kah sebuah pernyataan atas ketidaklayakan diri ini?
Ampuni hamba jika salah sikap, Rabb…
Bimbing daku apabila kaki ini tak menapak tegap…
Hamba benar-benar gamang!
Tak ingin bayang-bayang lalu terulang kembali….
:’(
:’(
:’(

Namun…
Di sisi lain,
Aku sangat mengerti bagaimana yang ia rasakan sekarang,
Sang bidadari masih menanti langkahmu berbalik…
Ia masih berdiri setia di depan gerbang hatimu,
Dengan bingkisan cintanya yang masih sangat apik,
Ia  tunggu engkau kembali agar sambut apa yang masih ia genggam….

Lalu,
Bagaimanakah dengan hatiku?
Y Rabbiy….
Jika Engkau izinkan daku,
Ingin sekali ku buat lautan air mata kebimbangan…
Jua ingin ku bangun benteng keteguhan,  prasasti kesetiaan,,
Agar ku dapat dengan nyaman dalam rute penantian yang tak pasti ini,,
Yang belum lah tentu ia akan menghampiriku di sana….

Penjajah Hati


Penjajah Hati
Terpaku ku dalam tunduknya diam,,,
kala ku tangkap bayangmu...
Nyaris tak percaya, namun kenormalan mata ini berkata jujur,,,
bahwa ini nyata....

Sekian lama sua tak mengizinkan kita,,,
Sekian lama ku pendam rindu mendalam atas wujudmu,,,
Sekian lama ku kenang wajahmu dalam setiap do’a terlayang untuk namamu....

Alhamdulillah,,,
Skenario Allah nan indah menyergapku di hari itu, pada detik itu, hingga ku tak mampu berkutik.
Kalbuku berkutat dengan gado-gadonya perasaan  di kala itu..
Dia kabulkan do’a hamba-Nya tanpa terduga...
Dialah Sang Maha Tahu lagi Maha Romantis, hadiahkan surprise bahagia kepada diriku ini....

Dalam diam, kita berbincang lewat perasaan..
Ntah, pandanganmu yang tertunduk tiap kali ku curi pandang, semakin membangkitkan kerupawananmu di hatiku ini...
Tanpa tahu bagaimana dirimu menilaiku,,, yang aku tahu hanyalah “itu hari bahagiaku!”...
Berjuta kata indah tak sepadan mewakili perasaanku kala itu....
Sungguh debar jantung kian liar,, lutut rela beresonansi demi memposisikan daku dalam tingkah yang serba salah...

Elok perangaimu, rendah hatimu, tetap tak berubah!
Tahu kah engkau wahai insan???
Itu membuatku semakin terjebak dalam ingatan kuat tentangmu,,,
Ku cari-cari  jalan keluar, namun ternyata kau tlah memblokade setiap batas hatiku ini...
Engkau semakin memperluas daerah jajahanmu di hatiku ini.
Namun tersingkapnya satu kebohonganmu, semakin meningkatkan kekagumanku pada kerendah-hatianmu...

Sekarang ku tanya kau wahai penjajah hati!
Akankah engkau tinggalkan wilayah jajahan yang telah engkau makmurkan ini, hah???
Akankah hadirmu hanya untuk meninggalkan jejak-jejak  semu???
Beranikah engkau perkokoh kedudukanmu di wilayah jajahanmu ini???
Tak perlu engkau risau, tak perlu ada gentar di hatimu, karena sesungguhnya sang pemilik lahan telah benar-benar menyerah kepadamu.....
!(^_^)!

Semua Tentang Rasa


SEMUA TENTANG RASA




Malam ini,, 
Ku sertakan perasaanku dalam barisan kata... 
Memberinya nyawa dengan makna...

Hati...
Yah, seonggok daging kecil itu kini membuat ku tak mengerti!
Jiwaku mendesah, menggenggam keyakinan semu dalam getir...
Di satu sisi ku inginkan wujud nyata dari harapanku,,
Namun sisi lain menuntut ku untuk sadar diri bahwa diri ini tak pantas...
Ntah dengan apa aku harus melukiskannya..
Hati ini bergetar  setiap ku mengingatnya..
Jantung ini berdebar hebat setiap ku jumpa dirinya..
Dia yang begitu berharga dalam hati dan hidupku,,
Dia yang berperan besar dalam proses perubahan positifku,,
Dia yang mampu tenangkan ku walau hanya dengan kesederhanaan  cara,,
Sangat sulit ku melupakannya...
Namun seketika aku begitu merasa tak layak bagi dirinya...



Khawatir dan takut kini menjelma menguasai palung dalam relung ini
Khawatir kalau-kalau  ia tak lagi peduli,
Takut kalau-kalau ia tak mau lagi berikan pelitanya kala ku merasa gelap...


Allah...
Hanya Engkau satu-satunya yang benar-benar paham akan keadaan ini..
Engkau yang paling tahu bagaimana iklim di hatiku saat ini,
Engkau yang paling mengerti bagaimana daku bisa menyayanginya,
Engkau yang paling tepat  menghitung seberapa sering aku mengingatnya dalam kerinduan,
Engkau yang paling benar  mengukur  seberapa luas  ruang di relung ini tersita karena cinta untuknya...


Ya Rabb...
Dalam ke-”dha’if-an”,,
Hamba mohonkan kepada-Mu..
“Jika dia benar untuk ku, dekatkanlah hatinya dengan hatiku.
Jika dirinya bukan untuk ku, damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu.
Ya Allah, Engkau-lah tempat ku menggantung harapanku.
Ku harap diriku senantiasa di bawah rahmat-Mu...”.
Hamba yakin seyakin-yakinnya,
Engkau Maha Tahu apa yang semestinya terjadi..

Berilah hamba yang terbaik, dan sadarkanlah hamba akan kebaikan hal itu...

Senandung Penantian


 
Senandung Penantian


Ooohhh Allah…
Ooohhhh  Rabbiy…
Aku ini wanita biasa
Yang Engkau ciptakan dengan  fitrahku sebagai manusia
Salahkah bila aku mencinta?

Ruang terasa amat sempit bagi hatiku
Sesak pun ada di dada…

Ingin sekali ku lepas benang merah jambu,
yang hingga kini belum mampu menyambungkan kami…
Namun jujur saja,
SAAT INI AKU TAK MAMPU !

Ingin sekali ku urai gumpalan nada cinta
yang kian hari kian membahana…
Namun jujur saja,
INI SEMAKIN MEMBUATKU MERANA !

Ya Rahman…
Arah mana yang harus ku tuju,
sementara langkah ku terseok…
Aku bak anak kecil yang menginginkan sebuah boneka,
namun  tak dibelikan oleh ibunya,
 lalu menangis tersedu di bawah bantal…
Ruas-ruas otot jantung ini pun turut memberontak
Sedangkan keadaan tak mungkin ku paksakan…
Di sini aku hanya sendiri, menikmati sedih seorang diri…
Ntah kapan kabar bahagia akan kudapati…

Jikalau boleh mengatakan LELAH, sudah lama ingin ku katakan…
Namun kini ku sadari,
begini lah rasanya ketika otak tak sejalan dengan hati…
Di pikiran  berteriak ingin berlari, sementara hati inginkan tetap di sini…

Kursi taman ini sudah lapuk termakan masa,
menyaksikanku sejak awal duduk di sini,
tak henti memandangi ujung jalan,
berharap sosok itu segera muncul dari sana…
Kini, senandung penantian belum jua menjumpai  tanda diam
Nada demi nada terus bergulir…
Tapi hatiku ini sejujurnya tengah dalam kelelahan…

Di sini ku masih menanti…
Hingga nanti,
engkau duduk di sisiku, di kursi taman yang lapuk ini…
Bersama merajut diri di sepanjang indahnya hari…

Ya Rahim…
Segera perdengarkan kabar bahagiaku....  Amiinn