Aih...
Pernahkah engkau sambil tersedu melafadzkan do’a rabitha?
Pernahkah engkau sambil tersedu melafadzkan do’a rabitha?
Malam ini, aku pun begitu...
Sesenggukan aku ulangi do’a itu
berkali-kali, dengan mata terpejam terbanjiri...
Lafadz demi lafadz teruntai
diiringi bayangan akan sosokmu...
Malam ini, tiada cara lain dapat
ku lakukan hanya tuk luapkan rindu ini...
Hanya dengan begitu mungkin lebih
melegakan hati...
Rindu ini...
Rindu sekali...
Ah, akhi...
Bagaimana khabarmu kini?
Bahkan kemarin, di lokasi yang
sama pun Allah belum perkenankan kita bersua...
Mungkin nanti...
Di suatu masa yang sangat
berarti, atau mungkin takkan pernah sama sekali...
Aku pun tak tahu...
Sausaniy...
Bilakah kita bersua dalam
keindahan anugerah?
Sungguh, ingin sekali ku bertemu
Namun sungguh jantungku tak
punyai kesanggupan manakala mataku menangkap sosokmu..
Maafkan aku...
Semoga Allah segera berikan
jalan yang lebih indah
cara yang lebih sederhana
jua kesempatan yang lebih berkah
dalam merinduimu...
dalam menanti mu...
dalam menjumpai mu...
Atammannaka,
Atammannaka,
Atammannaka...
Bagaimanakah khabarmu?
Jawab saja nanti, dengan senyuman
khas mu itu... J
(CSG, 03 Mei 2014, 01:30 WIB)