Cari Blog Ini

Rabu, 29 Januari 2014

Rindu Kronis Buat mu, Hujanku...





Kini malam mulai bertahta...

Namun tersentak aku, rasa sedih menyergap ku.
Sahabatku mudik hanya 2 minggu, sebentar sekali... :'(
Dia sahabatku yg merantau jauh, di Pulau Jawa sana ia menuntut ilmu...
Sangat jarang ia pulang kampung, terkadang setahun lebih baru lah dapat kami bersua..
Dua minggu yang lalu ia mengabarkan bahwa ia sedang mudik.
Ahhh,,, girangnya aku. Ku kira rindu kronis ini akan segera tersembuhkan.
Namun malam ini aku harus menelan kenyataan mengecewakan bahwa kami tak akan dapat bertemu untuk mudiknya kali ini. Salahku? Bisa jadi. Di tengah masa magangku kini, aku kurang pandai memilah waktu dan kesempatan buatnya.

Ah sobat, ntah lah kapan kita dapat bersua. Daku rindu. Daku takut. Takut kalau2 umur dan kesempatan tak berpihak kepada kita. Takut maut lebih dulu bersua dengan salah satu dari kita. :'(
Ntah lah, terasa melankolis sekali aku malam ini.
Sesak rasanya dada ini. Panas rasanya kelopak mata ini, mulai berair sudah ia...
Masih jelas terkenang oleh ku, saat di mana ada duka-ku, saat itu pula engkau siaga untuk menghiburku.
Saat-saat aku tersendu menangis karena ujian dunia dari-Nya, dan tiada lagi nama yang bersedia menadahi air mataku, pada saat itulah engkau tawarkan pundakmu sebagai sandaranku. Engkau tawarkan telingamu sebagai penampung keluh dan kesahku. Engkau tawarkan waktu-mu kapan pun aku butuh.
Masih ku ingat betapa terharunya aku, saat kau temani setiap malam aku pulang dari les-ku: pengalaman pertamaku pulang malam Palembang-Indralaya sendirian. Biarpun hanya via sms, aku merasa sangat terharu. Serasa benar nyata hadirmu di sepanjang perjalanan pulangku.
Masih ku ingat betapa merdunya, saat kau lantunkan lagu Kasih Ibunda dengan iringan instrumen gitar yang kau mainkan sendiri, pada malam itu, 21 November 2013. Biarpun via telpon, namun senyum2 aku mendengarnya. Indah ku kenangkan itu.
Masih ku ingat betapa hangatnya sapaanmu, saat tengah dalu kau telpon aku hanya untuk ucapkan "selamat ulang tahun" di hari ulang tahunku, menjadi orang yang pertama membahagiakan ku di hari istimewa itu.

Ah sahabatku, begitu banyak hal yang telah kau lakukan demi berjuta ukiran senyuman di wajahku.
Namun belum satu hal pun yang ku perbuat demi senyummu. Ah, begitu istimewanya dirimu. Namun sayangnya aku tak pernah dapat memperlakukan mu secara istimewa. Termasuk saat kepulangan mu kali ini... :'(

Ntah lah, aku pun tak paham. Ini mungkin merupakan hal yang sepele bagi orang lain, namun ntah mengapa setiap kali engkau hendak kembali ke tanah rantau-mu, hatiku pilu... Air membanjiri bola mataku, kendati kau tak melihatnya, karena itu kerap terjadi setelah keberangkatan-mu.

Sahabatku, hujanku...
Semoga sehat selalu..
Semoga Allah beri bonus umur buat kita, beri kesempatan untuk bersua dalam kesempatan yang lebih baik dalam keridhaan-Nya..
TERIMA KASIH atas semuanya...

Semoga engkau tak lupa,
kaktus di sini selalu membutuhkan mu...